Tibalah saat
penjelmaan. Seorang pahlawan penebar janji
Berdiri berkacak
pinggang seraya mendongakkan kepala
Tak peduli akan
segala, tak jua membungkukkan dada
Berpoles wajah
sebagai topeng
Mendekap lekat
menutup bopeng
Bukan sebagai seorang
bejat keparat, melainkan sang malaikat anti karat
Melenggok indah
menebar senyum manis penutup kebohongan
Menganggap diri
bayi tanpa dosa
Apa itu inginmu?
Menganggap semua yang layak
hanya untukmu,
yang hina mutlak bagiku
Hingga sampailah
kau di hadapku. Serta merta layangkan tatapan sinis padaku
Rupanya kau tau
aku membencimu. Ya, benar aku sangat membencimu
Ingin ku ucap
berjuta caci. Tapi tak kuasa, bibirku tak cukup berani tuk beraksi
Aku masih
menghormatimu
21.45
04052013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar